Selasa, 05 Juli 2011

Antibiotik pada Kehamilan


Kesehatan ibu saat kehamilan sangat menentukan perkembangan janin. Berbagai macam penyakit mulai ringan hingga berat bisa saja terjadi. Tidak jarang untuk menghilangkan rasa sakit yang ditimbulkan pada akhirnya ibu mengkonsumsi berbagai obat. Namun banyak obat-obatan yang dikonsumsi ibu dapat masuk dalam plasenta dan mempengaruhi janin. Oleh karena itu, baik pemberian dan pembelian obat perlu dilakukan dengan hati-hati.
Ada kalanya, ibu hamil yang mengalami infeksi memerlukan penggunaan antibiotik sebagai pilihan obat. Sebagian antibiotik pada semua fase kehamilan aman dikonsumsi, sebagian lagi dikontraindikasikan pada fase tertentu, dan ada juga yang dikontraindikasikan untuk semua fase kehamilan.
Berdasarkan indeks keamanan obat pada kehamilan menurut United States Food and Drug Administration (US FDA), klasifikasi obat berdasarkan tingkat keamanan penggunaannya selama kehamilan  dibagi dalam lima kategori. Lima kategori tersebut terdiri dari A, B, C, D, dan X, dengan urutan yang paling aman hingga paling berbahaya.
Pada ibu hamil, penggunaan antibiotik dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
  1. Antibiotik yang dianggap aman
  2. Atibiotik yang harus diberikan secara hati-hati
  3. Antibiotik yang merupakan kontraindikasi
1. Antibiotik yang dianggap aman
Kenyataannya amat jarang obat yang termasuk kategori A, bahkan vitamin pun tergolong kategori B. Beberapa golongan antibiotik A:
  • Golongan Penisilin dengan ikatan protein rendah mampu melintasi plasenta dengan mudah dan dianggap aman untuk digunakan namun beberapa golongan Metiltetrazoletiol harus digunakan lebih hati-hati.
  • Golongan Makrolid tidak menunjukkan efek samping yang berbahaya untuk janin, tetapi tetap diperhatikan kontraindikasi pada kehamilan.
  • Golongan Nitrofurantion dan metronidazol juga dapat dianggap aman.
2. Antibiotik yang harus digunkaan hati-hati
Obat yang termasuk kelompok ini hanya boleh digunakan dalam kondisi tertentu yang sangat diperlukan. Golongan antibiotik B diantaranya adalah Fluorokuinolon, Kontrimoksazol, dan Kloramfenikol. Pada Kloramfenikol sebaiknya tidak digunakan selama kehamilan, kecuali bila obat lain yang lebih aman tidak bisa digunakan.
3. Antibiotik yang merupakan kontraindikasi
Antibiotik yang termasuk dalam golongan C adalah Tetrasiklin dan Aminoglikosida. Tetrasiklin bila diberikan pada periode perkembangan tulang dan gigi (bulan keempat dan kelima gestasi) menimbulkan yellow dyscoloration yang akan mempengaruhi gigi dan tulang yang sedang dibentuk.  Sedangkan Aminoglikosida harus digunakan secara hati-hati pada trimester kedua.
Disimpulkan oleh: Linda Wati dari buku berjudul Penyakit-Penyakit Pada Kehamilan: Peran Seorang Internis, diterbitkan oleh Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar