Siapakah orangnya yang tidak tahu dengan perlambangan cinta ini. Semua yang pernah bercinta pasti tahu dan pernah mendengar istilah ini. Sebagian dari mereka yang bercinta setuju dengan pendapat ini dan sebagian lainnya tidak. Yang setuju berpendapat bahwa cinta memang buta. Betapa tidak, dengan cinta yang benci bisa menjadi sayang, yang jauh terasa dekat, sakit menjadi sebuah kenikmatan, bahkan kesalahan bisa menjadi sebuah kewajaran. Semua ini mungkin saja terjadi dalam cinta. Bukankah itu berarti bahwa cinta memang buta?
Sedangkan kalangan yang tidak setuju dengan istilah ini memberi alasan bahwa bukan cinta yang buta melainkan orang-orang yang terkena virus cinta inilah yang terkadang terkena penyakit 'buta', yaitu buta karena rasa cinta yang mereka rasakan. Sehinggga dengan alasan cinta, terkadang mereka-mereka yang bercinta bisa dan mampu melakukan hal-hal yang 'gila'. Misalnya, memutuskan untuk mengakhiri hidup disaat cinta yang ia jalani tidak berakhir dengan kebahagiaan, atau melawan kehendak orang tua yang tidak setuju dengan cintanya dan lari pergi sejauh-jauhnya dari orang tua yang telah menghidupinya sejak kecil, atau tega mengkhianati teman karib karena rasa cinta yang terpendam dalam hatinya terhadap pasangan teman karibnya, dan masih banyak lagi contoh lainnya. Bukankah ini berarti bahwa bukan cinta yang buta, tapi orang yang bercinta itulah yang terkadang menjadi buta mata hatinya karena cinta, sehingga dapat melakukan hal-hal yang gla.
Saya pribadi setuju dengan pendapat kedua karena cinta tidak mungkin buta. Karena kalau cinta itu buta maka logikanya kita semua yang merasakan cinta akan saling bertubrukkan satu sama lain. Selain itu, cinta bagi saya adalah naluri, perasaan mulia yang dimiliki manusia yang pada hakikatnya memiliki jiwa. Cinta adalah pemberian yang besar dari Allah SWT yang maha menyinta dan Allah SWT menganugrahkan perasaan ini kepada manusia untuk dijadikan pegangan dalam menjalani kehidupan selama di dunia yang fana ini. Dan dengan cinta, manusia diharapkan dapat menjalin hubungan kasih diantara sesama manusia.
Lebih lanjut, cinta dalam kehidupan anak manusia memiliki dimensi yang sangat luas. Bukan hanya sekedar hubungan antara dua anak manusia berlainan jenis saja. Cinta dapat dijadikan faktor dasar dalam membina hubungan keluarga, membantu dalam proses perkembangan anak, pengontrol hubungan sosial masyarakat, membina persahabatan. Bahkan cinta dapat menimbulkan keikhlasan dalam beribadah dalam kaitannya dengan hubungan manusia dengan Allah SWT dan antara manusia dengan Nabi Muhammad Saw karena adanya kekokohan ikatan hati yang ditimbulkan oleh cinta. Sehingga dapat dikatakan bahwa cinta itu laksana gravitasi alam yang menjaga setiap unsur dalam alam, bumi, galaksi, planet-planet agar tidak saling berbenturan dan akhirnya lenyap. Itulah cinta yang mengatur hidup manusia, sehingga terhindar dari permusuhan , kerusakan, dan peperangan.
Begitu luasnya dimensi cinta ini membuat kita bisa membanyangkan apa yang akan terjad bila cinta itu buta. Maka akan banyak terjadi kerusakan dan kehancuran. Jadi, benarkah cinta itu buta?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar